Aplikasi
Kurva Indiferen
1. Analisis
Preferensi Waktu Antara Konsumsi dan Menabung
Misalnya kita memiliki tingkat
pendapatan pada 2 periode waktu yang berbeda
(t1
dan t2)
yakni sebesar Y1
= 100 dan Y2=50
tingkat bunga yang berlaku adalah r = 10%. Jika dari dua pendapatan tersebut
digunakan untuk konsumsi pada tahun/periode kedua (C2)
maka besarnya konsumsi yang dapat dinikmati adalah Rp 160 (akibat adanya nilai
waktu dari uang: 100 (1+10%) + 50). Sebaliknya jika dipergunakan seluruhnya
untuk konsumsi periode pertama (C1) maka besarnya akan Rp 145,45. Keadaan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
Maks
pendapatan Y1
+ Y2 (1/1+r)
C2 = Y2
+ (Y1- C1)
(1 + r)
= Y2
+ Y1 (1 + r) – C1
(1 + r)
Persamaan diatas dapat dipergunakan bila
individu bersifat sebagai penabung (saver)
maupun sebagai (borrower). Nilai (Y1-C1)
yang positif menunjukan individu bertindak sebagai penabung. Nilai tabungan
ditambah dengan pendapatan bunganya sebesar (Y1-C1)
(1+r) dapat dipergunakan untuk konsumsi pada periode 2. Sebaliknya nilai (Y1-C1)
yang negatif menunjukan individu bertindak sebagai borrower.
Untuk mengetahui apakah individu
sebagai saver atau borrower dapat digunakan fungsi utilitas, Y (C1:
C2). Dalam grafik dibawah
ini dapat diketahui slope dari garis anggaran BD sebesar –(1+r). jika individu
memiliki pendapatan sebesar Y1
dan Y2
sedangkan posisi keseimbangan konsumen ada pada titik Z pada slope kedua kurva
yang sama, maka kita akan mengetahui posisi individu menabung.[1]
Kurva
NYa BLM
2. Analisis
Kurva Indiferen Pilihan Antara Waktu Luang dan Pendapatan
Penerapan kurva indiferen dapat
juga berlaku untuk menemukan penawaran tenaga kerja. Seseorang bekerja antara
lain untuk memperoleh pendapatan tetapi disisi lain dengan bekerja berarti
waktu luangnya (leasure time) menjadi berkurang. Secara prinsip individu
menyukai baik pendapatan maupun waktu luang, sehingga mereka menginginkan
keduanya dalam jumlah yang banyak. Karena itu untuk mendapatkan salah satu lebih
banyak (missal pendapatan), waktu luang harus dikorbankan. Dengan demikian pada
kurva dimana sumbu X mencerminkan waktu luang dan sumbu Y sebagai pendapatan,
garis anggaran ber-slope negatif. Keseimbangan diperoleh pada titik E, dengan
pendapatan yang diperoleh sebesar B dan waktu luang sebesar C (maksimal waktu
luang 24 jam perhari).
Sedangkan pengaruh kenaikan tingkat
upah terhadap keseimbangan, dalam hal ini slope garis anggaran berubah
(bergerak keluar) dari BL1 à
BL2 à BL3 à
BL4. Pada tahap pertama individu akan terangsang untuk memperoleh kenaikan
tingkat pendapatan (berarti lebih giat bekerja dengan konsekuensi berkurang
waktu luangnya). Keseimbangan bergeser dari titik A ke B ke C. pada tingkat
upah yang lebih tinggi lagi, individu merasa sudah cukup pendapatannya sehingga
rangsangan kenaikan upah tidak diikuti dengan kenaikan waktu kerja (titik D).
Jika titik-titik A, B, C. D dipindahkan pada grafik yang lain, dapat dilihat
hubungan antara kenaikan tingkat upah dengan jam kerja yang ditawarkan.
Perhatikan grafik ini menunjukan kurva penawaran tenaga kerja, yang ber-slope
positif. Titik D menunjukan dis-supply
dan dikenal dengan backward bending
supply curve ( kurva penawaran yang berbalik).[2]
Kurva nya belum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar