Selasa, 15 September 2015

epstimologi, filsafat

RESUME
EPISTEMOLOGI ISLAM
Muhammad Amien, Miska. 1983. Epistemologi Islam. Jakarta : UI PRESS


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata kuliah : Pengantar Filsafat
Dosen : H. Ilham Bustomi, M. Ag
Nip:19730329200003 1 002


Logo IAIN CIREBON



Disusun oleh :

Yuda Khaidar Nawawi

(Syari’ah)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2010
Jl.Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon Telp. (0231) 481264


BAB I
PENGERTIAN DAN LINGKUP FILSAFAT
PENGETAHUAN

Sebelum berbicara serta membahas tentang pengertian dan lingkup filsafat pengetahuan.terlebih dahulu kitamembahas tentang apa pengertian fisafat?

FILSAFAT
filsafat berasal dari bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.
Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli :
·         Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
·         Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
·         Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
·         Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
·         Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .






1.         Pengertian Epistimologi
Secaraetimologi epistimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme dam logos.Epistemeberarti pengetahuan, dan logos berarti teori, uraian, dan alasan. Epistimologi merupakan teori tentang pengetahuan (theory of knowlage). Dan menurut Dagobert D. Runes dalam dictionary of philosophy menulis bahwa “Epistimologi sebagai cabang dari filsafat yang menyelidiki tentang keaslian pengertian, struktur, metode, dan validitas ilmu pengeahuan.”
Menurut Prof. Dr. Harun Nasutiondalam dalam buku Filsafat Agama, mengatakan bahwa “Epistimologi merupakan ilmu yang membahas tentang apa itu pengetahuan?, bagaimana cara memperoleh pengetahuan?”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Epistimologi bertujuan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, dipelajari secara mendalam (substansif).


2.         Pengertian Menurut Definisi
·      Menurut Anto Suhono,“Epistimologi berarti teorimengenai hakekat ilmu pengetahuan yaitu bagian filsafat mengenai refleksi manusia atas kenyataan.”
·      Menurut A. H Bakker dalam diktat metode-metode filsafat “Metodelogi dapat dipahami sebagai sebagai filsafat ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu pengetahuan yang dimaksud ini menguraikan metode ilmiah sesuai dengan hakekat pengertian manusia. Dapat ditemukan kategori-kategori umum yang hakiki bagi segala pengertian, jadi berlaku pula bagi semua ilmu”.
·      Menurut The Liang Gie dari The encyclopedia of philosophy “Epistimologi sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengan sifat dasar dan ruang lingkup pengetahuan, peranggapan-peranggapan dan dasar-dasar serta realibilitas umum dari tuntutan akan pengetahuan.
Epistimologi berkaitan dengan masalah–masalah dibawah ini :
-          Filsafat yaitu sebagai cabang filsafat yang berusaha mencari hakekat dan kebenaran pengetahuan.
-          Metode tentang cara untuk memperoleh pengetahuan itu.
-          Sistem sebagai  suatu yang bertujuan memperoleh realitas kebenaran pengetahuan itu sendiri.

3.         Perbedaan Pengetahuan Dengan Ilmu
Kata pengetahuan berasal dari 2 bahasa yaitu inggris science dan knowledge, dan bahasa arab yaitu ’ilm. Sehingga menurut istilah dapat diartikan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu/segala perbuatan manusia untuk memahami suatu obyek yang dihadapinya dengan cara persepsi baik lewat indera mapun lewat akal dengan obyeknya berupa barang-barang fisik. Jika obyeknya berupa ideal/kejiwaan cara memahaminya dengan kompreensi/dapat berwujud substansi yang dipahami lewat persepsi.

Ada ratusan definisi pengetahuan dalam buku Knowledge Triumphant, The Concept of Knowledge in Medieval Islam diantaranya :
-          Pengetahuan yang menyangkut proses pengetahuan.
-          Pengetahuan yang menyangkut tentang pengamatan.
-          Pengetahuan yang menyangkut proses yang diperoleh dari persepsi.
-          Pengetahuan yang menyangkut dengan kepercayaan.

Pengetahuan ilmiah memiliki syarat:
-          Memiliki obyek tertentu (formal & material) serta bersistem (beruntut).
-          Memiliki metode tertentu yang bersifat umum
Metode yang dimaksud seperti metode induksi, metode deduksi, metode analisa (metode untuk memisahkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya), metode sintesa (metode untuk menghubungkan pengertian yang satu dengan pengerian lainnya sehingga diperoleh argumen baru).
Batasanilmu pengetahuan menurut 
Menurut Jujun . S. Suriasumantri dalam buku Ilmu dalam Perspektif menulis “ilmu lebih bersifat merupakan kegiatan dari pada sekedar produk yang siap dikonsumsikan[1]. Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan menurut Herbert L. Searles yaitu : “Kalau ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan ciri empiris, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya.”[2] Bisa dikatakan bahwa perbedaan ilmu dengan pengetahuan terlihat dari sifat sitematiknya dan cara memperolehnya. Tapi lain halnya yang terjadi di Indonesia, ilmu dan pengetahuan itu sama berdasarkan pendapat “kata ilmu (bahasa Arab) ’alima (ia telah mengetahui) dan kata jadian ‘ilmu berarti pengetahuan. Dan dalam bahasa Indonesia ilmu itu identik dengan pengetahuan.”
Pengetahuan ilmiah berhubungan dengan masalah kebenaran.

Menurut Harold H. Titus yang dikutip oleh H. Endang Saifuddin Anshari
”Kebenaran ialah sesuatu yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi aktual. Kebenaran ialah kesesuaian (agreement) antara pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta aktual atau antara putusan (judgement) dengan situasi seputar (invironmental situation) yang diberikan interpretasi.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebenaran dalam pengetahuan ialah kesesuaian antara subyek yang mengetahui dengan obyek yang diketahui.



BAB II
FILSAFAT PENGETAHUAN ISLAM


1.      Pengertian Filsafat Pengetahuan Islam
Untuk mencapai kepada rumusan yang tepat, dapat digunakan beberapa pendekatan. Dua macam pendekatan yang akan diterapkan disini adalah  :
pertama, pendekatan secara Genetivus Subyektivus, yaitu menempatkan islam sebagai subyek (subyek disini dijadikan titik tolak berpikir). Dari titik tolak ini Filsafat Pengetahuan akan dijadikan sebagai bahan kajian.
kedua, Pendekatan secara Genetivus Objektivus, yaitu menempatkan Filsafat Pengetahuan sebagai Subjek (sebagai titik tolak berpikir) yang membicarakan Islam sebagai Objek Kajian.

Kedudukan Filsafat Pengetahuan Islam
Poeradisastra menulis anatara lain: “Epistimologi di dalam Islam berjalan dari tingkat-tingkat:
(a)perenungan(contemplation)
 (b) penginderaan (sensation).
(c) pencerapan (perception).
(d) penyajian (representation).
(e) konsep (concept).
(f) timbanagn (judgement).
(g) penalaran (reasoning).
Sebagaimana tertulis “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “.(Al-Mujaadalah, ayat 11). Dalam beberapa Hadits Nabi dikatakan : “ menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, baik pria maupun wanita. Carilah ilmu walaupun kenegeri Cina. Carilah ilmu sejak dari buaian sampai ke liang kubur “.

2.      Pengetahuan Dalam Al-qur’an
Pengetahuan dalam Alqur’an yang dimaksud disini adalah pengetahuan yang terdapat dalam kitab suci Alqur’an. Dalam buku wawasan islam : pokok-pokok pikiran tentang islam dan umatnya  karangan Endang Saifudin Anshari, dalam buku ini disebutkan pada garis besarnya Alqur’an memuat masalah-masalah :
1.aqidah;
2. Syari’ah; ‘Ibadah dan Mua’malah;
3. Akhlak;
4. Kisah-kisah lampau;
5. Berita-berita akan datang ;
6. Pengetahuan-pengetahuan Illahi lainnya.

a.      Pengertian Al-Qur’an
Dari sudut bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata Qara’a yang berarti bacaan. Kemudian kalau ditinjau dari definisinya ; Al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad s.a.w bahwa membacanya adalah Ibadat.

Beberapa nama yang diberikan pada Al-Qur’an antara lain adalah :
Al-Furqon                   :  membedakan antara yang baik dan yang buruk
Kalam Allah                :  Firman Tuhan
Al-Kitab                      :  buku yang utama                 
Al-Huda                      :  yang memberi petunjuk       
Al-Busyra                    :  Yang memberi kabar baik
Al-Burhan                   :  Bukti
Adz-Dzikir                  : Peringatan

Diantara nama-nama itu, yang paling terkenal adalah Al-Qur’an, nama khas kitab suci bagi ummat islam. Fungsi utamanya sebagai petunjuk dan pedoman serta pegangan, pegangan yang mencakup segala masalah pokok untuk hidup dan kehidupan manusia; petunjuk dan pedoman yang membawa manusia kearah yang benar.

b.      Pengetahuan yang terdapat dalam Al-Qur’an
Berikut ini beberapa ayat yang berhubungan dengan berbagai disiplin pengetahuan, sebagai berikut  :
(1) Ayatyang berhubungan dengan pengetahuan alam, surat“ Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Daud Kurnia dari kami. (kami berfirman) : hai gunung-gunung, bertasbilah berulang-ulang bersama Daud, dan kami telah melunakan besi untuknya “ (Saba’ ayat 10).
(2) Ayat berhubungan dengan pengetahuan Geografi“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu “(Al-Baqarah ayat 22).         
(3) Ayatyang berhubungan dengan Pengetahuan Kesehatan“Boleh meninggalkan puasa (untuk menjaga kesehatan), kalau sakit atau dalam perjalanan, tapi wajib mengqadhonya “(Al-Baqarah ayat 184).
(4) Ayatyang berhubunganPengetahuan Sejarah “Mengapa mereka tidak berjalan dimuka bumi, untuk memperhatikan bagaimana akibat orang-orang purbakala “ (Yusuf Ayat 109).
(5) Ayat yang berhubungan dengan Pengetahuan Matematika “Allah menjadikan malam dan siang jadi dua ayat (tanda kekuasaan-Nya) dan dijadikannya siang untuk mencari rezeki dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan “ (Al-Israk 12)..
(6)  Ayatyang berhubungan dengan Pengetahuan Ekonomi “ Dia yang menjadikan untukmu apa-apa yang dibumi semuanya, seperti besi, emas, perak, minyak “ (Al-Baqarah ayat29).
Demikian gambaran pengetahuan yang terdapat dalam Al-Qur’an yang kebenarannya tidak diragukan lagi.
“ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu”(Al-Baqrah ayat 147).




BAB III
PENGETAHUAN WAHYU DAN PENGETAHUAN ILHAM

1.      Pengetahuan Wahyu
Al- Qur’an merupakan wayu Allah dan hal tersebut sesuai dengan penjelasan ayat-ayat dalam Al-Qur’an seperti dalam Surat Yunus : 2 dan Surat Assajadah : 3.
Ø  Menurut M. Hasyem dalam buku Islam Agama Rasionil mengatakan ”Wahyu berasal dari bahasa Arab yang sebenarnya berarti memberi sugesti, memasukan sesuatu kedalam pikiran.

Ø  Menurut Prof. Dr. Harun Nasutiondalam bukunya akal dan wahyu dalam islam menjelaskan bahwa "Wahyu berasal dari bahasa Arab asli yaitu Al-Nahy dan Al-Wahy bukan kata pinjaman dari bahasa Asing kataitu berarti suara, api, dan kecepatam”.

Menurut proses penyampaiannya wahyu diturunkan melalui 3 cara yaitu :
·        Melalui jantung hati, belakang tabir dan utusan (jibril). Seperti wahyu yang diterima Rosulullah untuk disampaikan kepada masyarakat.
·        Wahyu untuk dapat sampai ke tangan masyarakat, Sidi Gazalba dalam bukunya Asas Agama Islam menuliskan ”Wahyu tidak langsung diberikan kepada masyarakat, tapi melalui seseorang yang diangkat Tuhan menjadi utusan-Nya.”
·        Setelah utusan-Nya mengumpulkan wahyu, Ia berwenang menjelaskan, menafsirkan, dan memperincinya. Kemampuan ini diperolehnya, karena Ia dekat dan selalu berhubungan dengan Tuhan yang mengutusnya”


2.      Pengetahuan Ilham
Ilham biasa kita kenal atau artikan sebagai bisikan hati/hampir sama dengan wahyu. Tapi ilham beda dengan wahyu karena berbeda cara penyampaiannya yaitu yang melalui utusan (wahyu) dan yang tidak melalui perutusan (ilham). Menurut Al-Ghazali bahwa Ilham berupa cahaya yang jatuh diatas nurani, bersih dan lembut.
  • Pengertian Ilham
Secara etimologi karangan W. J. S Poerwadarminta, Ilham merupakan ”Bisikan kecil (petunujuk) yang datang dalam hati.” Ilham sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya bisikan atau Inspirasi.
  • Pengertian Inspirasi dan Insting (naluri)
Menurut I. R Poedjatna dalam buku Manusia dengan Alamnya menyatakan terdapat beberapa unsur dalam insting yaitu:
”Dalam insting itu tindakan-tindakan lebih kompleks lagi. Tindakan-tindakan itu tak perlu dipelajari, tetapi toh berarti dan menuju sesuatu, seperti tindakan-tindkaan dalam perburuan (baik pada binatang dan manusia), makan, pengasuhan anak, pembuatan sarang dan rumah. Naluri ini dapat dapat juga menyesuaikan dirinya tanpa sadar dengan dengan keadaan baru atau lain. Justru oleh karena itu bukan pelajaran yang sebenarnya, tindakan naluri ini beralihnya dari suatu yang biasa kepada yang luar biasa memerlukan pengaruh yang hebat”.
Inspirasi merupakan kejadian luar biasa yang dialami oleh manusia tanpa terlebih dahulu belajar dari kejadian itu. Sedangkan insting/naluri itu tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Inspirasi suatu pengetahuan adalah yang diperoleh manusia secara spontanitas yang bertumpu pada tempat bergantung.
Jadi pengetahuan dapat diperoleh dengan mencari pengalaman (posteriori) terlebih dahulu; membaca buku, mendengar cerita, dll. Sehingga pengetahuan yang diperoleh melalui inspirasi ialah pengetahuan yang disertai oleh ide. Sedangkan Ilham adalah petunjuk yang datang dengan sendirinya. Pengetahuan inspirasi belum nampak kebenarannya sebelum diolah kembali, dan pengetahuan ilham kebenarannya sudah sah dan harus diterima apa adanya.

”Menurut Mac. Dougall Insting manusia dikelompokan menjadi 4 macam :
-          Insting Egocentros (mementingkan diri sendiri). 
-          Insting Religios (berbakti kepada Tuhan).
-          Insting Polemos (berjuang).
-          Insting Eros (berkelamin).

Ilham adalah petunjuk Tuhan yang diberikan kepada manusia secara langsung. Ilham mempunyai sifat tetap artinya pengetahuan yang diberi lewat ilham terus dimiliki oleh penerimanya. Pengetahuan ini melekat pada pemiliknya. Umpamanya, borong manyar memiliki pengetahuan yang membuat seseorang menjadi indah dan molek. Pengetahuan ini tidak mempunyai perkembangan. Oleh al-Ghazali pengetahuan ilham dirumuskan ”ilham yang didapat tanpa jalan mengajidan mencari dalil.


BAB IV
JALAN MEMPEROLEH PENGETAHUAN

1.      Pengetahuan Lewat Akal
Islam memberi kedudukan sangat tinggi kepada akal manusia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ayat Al-Qur’an. Pengetahuan lewat akal disebut pengetahuan ‘aqli, lawannya adalah pengetahuan naqli. Aktifitas akal disebut berfikir. Berfikir merupakan cirri khas yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya di muka bumi ini.
Berhubungan dengan masalah rohani, dalam pemikiran islam, rohani memiliki unsure-unsur : 1.Akal, 2.Nafsu, 3.Qalbu, 4.Roh. Masing-masing organ tersebut diatas mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
1. Akal
Dalam islam merupakan ikatan dari tiga unsur, yakni pikiran, perasaan, dan kemauan. Dalam pengertian biasa, pikiran terdapat pada otak, sedangkan perasaan terdapat pada indera dan kemauan terdapat pada jiwa. Ketiga eksponen itu satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu diantaranya dipisahkan, bukan lagi berfungsi sebagai akal.
Ibnu Khaldun berpendapat dan menyatakan bahwa akal memiliki kemampuan yang sangat terbatas. Akal tidak lebih dari sebuah alat pengukur. Alat pengukur memiliki kemampuan mengukur sesuatu sesuai dengan bobot, bentuk dan keadaan yang diukur. Para Filsuf islam membagia akal menjadi dua jenis, yakni :
a.       Akal Praktis (amilah) yang menerima arti-arti yang berasal dari materi melalui indera pengingat yang ada pada jiwa hewan.
b.      Akal Teoritis (alimah) yang menangkap arti-arti murni, yaitu arti-arti yang tak pernah ada dalam materi, seperti Tuhan, Roh, dan Malaikat. Akal Teoritis memiliki tingkat-tingkat sebagai berikut :
1.      Akal Material (al-‘aql al-hayulani) yang merupakan potensi belaka, yaitu akal yang kesanggupannya untuk menangkap arti-arti murni yang tak pernah berada dalam materi.
2.      Akal Bakat (al-‘aql al-malakah) yaitu akal yang kesanggupannya untuk berfikir abstrak secara murni telah mulai kelihatan.
3.      Akal Aktual (al-‘aql bi al-fi’l) yaitu akal yang lebih mudahdang lebih banyak menangkap pengertian dan kaedah umum yang dimaksud.
4.      Akal Perolehan (al-‘aql al-mustafad) yaitu akal yang didalamnya arti-arti abstrak tersebut selamanya sedia untuk dikeluarkan dengan mudah.

2.      Nafsu
salah satu organ manusia yang paling banyak peranannya adalah dalam rangka manusia melakukan tindakan, nafsu terdiri dari :
1.      Nafsu Ammarah yaitu nafsu yang belum mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang benar dan yang salah.
2.      Nafsu Lawwamah yaitu nafsu yang memiliki kesadaran, umpamanya setelah berbuat pekerjaan yang tercela. Nafsu ini akan menyadarkan bahwa yang dilakukannya itu tercela.
3.      Nafsu Muthmainah yaitu nafsu yang menerima tindakan yang baik, melawan tindakan yang tercela.
4.      Nafsu Mulhamah yaitu unsur jiwa yang menerima ilham dari Tuha, misalnya berbentuk pengetahuan.
5.      Nafsu Musawwalah yaitu nafsu pembeda yang membedakan antara yang baik dan yang buruk
6.      Nafsu Raadlijah yaitu unsure jiwa yang menginsafi apa yang diterimanya dan mengeluarkan rasa syukur dalam menerima ridha Allah.
7.      Nafsu Mardijah yaitu nafsu yang senantiasa menerima ridha Allah.
8.      Nafsu Kamilah yaitu unsur jiwa yang telah memiliki kesempurnaan baik luar maupun dalamnya.


3.      Pengetahuan Lewat Indera
Kita telah membicarakan cara memperoleh pengetahuan lewat akal, sekarang akan dicoba memberi gambaran cara memperoleh pengetahuan lewat indera. Pengetahuan lewat indera ialah segala pengetahuan yang dapat diperoleh manusia lewat kelima inderanya (panca indera), yakni ; mata, hidung, perasaan (kulit), telinga dan lidah. Pengetahuan indera disebut pengetahuan inderawi (naqli) atau pengetahuan empiri.






DAFTAR PUSTAKA


Muhammad Amien, Miska. 1983. Epistemologi Islam. Jakarta : UI PRESS







Tidak ada komentar:

Posting Komentar